Berjalan kecil menyusuri deretan sabun
dan sampo yang ter-display
rapi an menarik, seigap tangan kanannya meraih sebuah
sabun pembersih muka yang menjadi
andalanya, Andik (17) bergegas menuju ke arah meja kasir. Dibenamkan
tangan kanannya ke dalam kantung celananya yang
trendy, mencoba mengambil lembaran uang kertas yang dapat diraihnya,
dipandangi dan dihitungnya seksama lembaran uang-uang
kertas yang berhasil terambil, bersambut sapa ramah dan sabar
senyum pelayanan
sang kasir minimarket.
Sejenak perhatianya
tertujuh pada rengekan balita mungi yang digendong
seorang ibu mudah, Fafa (4) dan mbak Melinda (27) namanya,
keluarga mudah yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang balita
perempunya yang baru saja pindah di kawasan sekitar
beberapa bulan yang lalu. Tangis balita mungil
tersebut pecah lantaran dirinya mengompol di celana
mana kala sang ibu mudah tengah sibuk berbelanja
kebutuhan sehari. Tampak ekspresi malu dan binggung menampar
wajah ayu sang ibu mudah, namun apa dikata sang balita yang tampak
tak berdosa merengek seolah merasa bersalah.
Suasana minimarket yang kala itu
tampak sedikit lengang berubah menjadi kegaduhan kecil yang ibu mudah
yang tak benar tahu apa yang
sebaiknya dilakukan. Namun sigap para pelayan minimarket mengulurkan bantuan,
menyelamatkan sang ibu mudah dari rasa malu dan bersalah. Dengan
sabar para pelayanan minimarket mengarah sang
ibu mudah dan sang balita ke arah kamar kecil yang
berada rapi tersembunyi di
sudut ruang, bergegas sang salah seorang pelayan meraih
perangkat kebersihan guna menaggani sisa percikan seni
sang balita dilantai, sigap bekerja dalam
sekejap area tersebut tampak kembali bersih
berseri seperti sedia kala seolah tak terjadi apa-apa, dipersilahkan
keduanya untuk menganti celana basah sang balita
dengan popok sekali pakai produk berkualitas yang tersedia
di rak kebutuhan bayi dan balita di
kamar ganti. Terdengan rengekan sang balita yang perlahan meredah,
pokok baru bersih dan nyaman membawa kembali senyum ceria
yang sempat sejenak menghilang.
Andik
yang tak dapat berbuat banyak karena terkagum-kagum dengan
layanan
prima dari para pegawai mini market tersebut hanya
terbenggong sambil membantu memegangkan anting belanjaan sang
ibu mudah tetangganya tersebut. Sembar kembali ke kasir untuk menyelesaikan
proses transaksi jual beli yang nyaman, rasa
takjub masih terbingkai apik diwajah sang pemudah, seolah
membayangkan perlakuan buruk macam apa jika hal serupa
terjadi ditempat lain, satpam yang menegur dan mengusir,
pelayanan
yang membentak dan menghardik, atau cemoong dari
pengunjung dan rasa malu yang tuai, namun tidak demikian
di tempat itu, justru sebaliknya, pertolongan ramah yang
didapat.
Mengulik hati yang penasaran,
memberanikan bibir untuk berucap bertanya, kenapa bisa demikian
pada sang kasir. Terlontar untaian nada sederhana nan
ramah dari sang kasir menjawab pertanyaan tersebut, sudah
menjadi tanggung jawab kami untuk membantu pelangan. Sebuah
jawaban yang mengunci rapat dan menumbuhkan
salut di benak sang pemuda atas komitmen tulus sebuah perusahaan
riteil minimarket
waralaba nomor satu di Indonesia.
Alfamart sebuah perusahaan riteil minimarket waralaba yang berkomitmen tinggi pada
kepuasan layanan
pelanggan.
Tampak
sang ibu mudah keluar dari ruang ganti bersma Fafa kecil yang
tersenym lega, berpindah anting kembali ke tangan sang
ibu mudah, terucap kat terima kasih dan kembali kasih yang
tulus dari pihak sang ibu mudah dan para pelayan. Sembari
membantu menbukakan pintu keluar bagi mereka bertiga, Andik
memetik hikmah berharga dari cerita Fafa dan Alfamart, solusi retail indonesia (ECH).