Selasa, 30 Oktober 2012

Commonwealth Life SEO Blog Contest 2012

Masih tampak pucat wajah Harun (32) yang terpaku berdiri terperanjat dari kursi kerjanya semabari masih memegang erat gagang telepon kantor dengan tangan kirinya. Pesawat telepon model lama yang selama ini senantiasa menemani hari-hari tugasnya di salah satu perusahaan perdagangan saham dan surat berharga di ibu besar. Melihat kalut kusut muka rekan kerjanya, yang selama ini cukup piawai menangani transaksi besar tersebut, membuat kerdil keberanian para kawan yang berbagi ruang kerja untuk bertanya apa geranggan kabar yang didengarnya.
                Lirih terdengar suara dari ujung sambungan telepon yang lantang memangil mencoba menyadarkan, namun apa daya kala kesadar tengah tak berada ditempatnya. Sebuah pemandangan yang tak pernah terbayangkan dibenak rekan-rekan yang lain, Harun yang terkenal tenang, tangguh, dan penuh perhitungan, perlahan meneteskan air mata. Mencoba menyembunyikan rasa sedih yang menghinggapi lanataran baru saja sedetik yang lalu ia tahu bahwa orang yang yang paling dihormati dan ditakutinya semenjak kecil telah berpulang kepada Yang Maha Memiliki Hidup, sang ayah handa tepat siang hari menjelang sore itu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
                Bergegas memohonkan izin untuk segera meluncur ke rumah duka yang masih berada di kota yang sama. Tampak sang manajer dengan sangat pengertian mempersilahkanya untuk pergi, rekan-rekan lain yang sempat mendengar percakapan pun ikut prihatin dan mencoba menguatkan.
                Sampai di rumah duka yang letahnya cukub jauh dari jalan besar dimana mobil bisa masuk. Tampak seluruh anggota keluarga telah berkumpul, dan pecah tangis masih terus bersautan seolah tak merelakan terpisahnya ruh dan jasad sang ayah handa. Dipandanginya adik-adiknya, istrinya, beserta kedua putri kecilnya yang tampak polos karena baru berusia empat dan dua tahun. Hujan tiada henti kala itu menutup hari berkabung bagi Harun dan sekeluarag besar.
                Beberapa hari berselang masih tampak rumahnya didatangi para kolega dan rekan kantor yang turut berbela sungkawa datang silih berganti, kesedihan karena kehilangan orang yang terkasih memang tak mudah diobati, sang ayah yang telah setahun diketahui belakangan menderita stroke, menguras habis tabungannya, takdir memang bukan sekenario yang boleh dijamah oleh tangan manusia, hanya Yang Maha Berkehedaklah yang lebih tahu dan berhak mengariskan. Tak mau larut dalam duka berkepanjan, mencoba ia menatap kedepan, sembari sesekali ia pandangi tagihan dokter yang tiba awal bulan itu yang belum terbayarkan yang coba disembunyikan di laci, diyakinkan hatinya bahwa badaikan berlalu, pastikan ada jalan baginya keluar dari permasalahan tersebut.
                Disebuah pagi yang tampak masih basah karena hujan yang kerap datang di malam hari. Sepucuk surat mendarat di muka pintu, yang coba dibukanya untuk menikmati segar udara guna memecah kepenatan hati yang dirundung duka. Tampak muka surat bertuliskan Commonwealth Life yang dialamat untuk almarhumah sang ayah, tak jelas tahu apa gerangan yang terjadi kala itu. Commonwealth Life sebuah perusahaan Asuransi jiwa indonesia tanpa disepengetahuannya telah bermitra dengan sang ayah handa selama beberapa tahun, tertulis pada surat tersebut bahwa sang ayah handa merupakan pemegang polis Asuransi jiwa Commonwealth Life dan berhak menerima sejumlah uang pertanggungan atas meninggalnya beliau, perusahaan Asuransi jiwa terbaik  dengan visi kedepan
Menjadi Perusahaan Penyedia Pelayanan Asuransi Jiwa Terbaik di Indonesia, Menjadi Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dalam hal Pelayanan Pelanggan.
Disadarinya kini bahwa kepergian sang ayah handa dalam damai mungkin adalah yang terbaik yang takdirkan Tuhan. Kendati disadarinya bahwa apa yang telah pergi tak boleh disesali, sepucuk surat yang diterimanya tak pula dapat mengembalikan apa yang telah pergi. Tampaknya tauladan bijaksana sang ayah belumlah lenyah seutuhnya. Sejumlah uang pertanggungan yang didapat dari program Asuransi jiwa Commonwealth Life, dengan bijak dipergunakan untuk membayar sisa tagihan dokter dan kewajiban lain sang almarhum. Sebuah komitmen yang ditanamkan pada diri Harun dan saudara-saudaranya, untuk tidak baik merepotkan orang lain. Sebuah tauladan yang dicontohkan baik oleh sang ayah pada anak dan cucunya, bersama Commonwealth Life, perusahaan Asuransi jiwa terbaik di Indonesia, hal itu dapat diwujudkan (ECH).
Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi www.commlife.co.id
Commonwealth Life SEO Blog Contest 2012