Menyimbak Indah Laut Nusantaraku
Satu Harmoni
Lestari Budaya Indonesia
Siang
itu Sugeng (25) yang kini bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak di industri plastik di salah
ibu kota provinsi di Jawa berkendara dengan motor kesayangannya ke arah perumahan baru di kawasan
pinggiran kota. Laju motor yang stabil dan ringan tanpa beban melintasi jalanan yang sedikit lengang
karena hari libur. Perjalanannya siang itu tentu saja bukan tanpa maksud dan tujuan,
sebab ia mengemban misi pribadi bertemu sang rekan lama. Seorang sahabat lama
yang sudah
sepuluh tahun tidak perna ia jumpai, diketahui kini berada dekat di tempat dimana ia
berada.
Sembari
konstan memacu gas motornya, ingatan akan masa kecil kala ia dan sang sahabat masih bersama dalam
keseharian di suatu tempat nan jauh di mata, membawa kenangan kala ia dan keluarganya dulu pernah
berada sebuah tempat indah yang kala itu masih belum terjama, di Kabupaten Selayar,
Sulawesi Selatan. Dikarenakan
prekerjaan sang ayah yang seorang dosen, kala itu Sugeng kecil (10) perna tinggal dan besar selama
lima tahun masa dinas sang ayah di Kabupaten Selayar. Mengenang indah kala kedua sahabat ini
kerap menghabiskan wartu di pantai untuk bermain dan berenang, mencari kerang dan berlomba keong.
Masa-masa dimana setiap hari adalah sebuh petualangan.
Laju
motor yang erlahan melambat manakala telah tiba di gerbang utama perumahan yang ditujuh,
dimatikan dan tanyakanya pada para penjaga kemanan yang ada letak tepatnya alamat sang sahabat yang
ditujuh. Usai menyimak baik letak tepat hunian sang sahabat yang dicari, ditancap gas motor kembali
menuju arah tujuan yang dikehendaki. Diketuknya gerbang besi rumah yang dimaksud, bersambut hangat
sapa pemilik dari arah dalam rumah yang tampak telah menanti kedatanganya.

Mencoba
bernostalgia dan mengulik rasa ingin tahu yang ada dihatinya, Sugeng mencoba bertanya perihal
bagaimana kondisi di Kabupaten
Selayar, Sulawesi Selatan dewasa ini.
Sembari menujukkan sebuah album foto dengan uakuran yang cukup besar, sang sahabat menunjukkan
gambaran indah tempat dimana Sugeng perna menghabishan masa-masa SMP-nya. Beragam foto
menarik didapatinya dalam album tersebut, salah satunya bertuliskan gambar spanduk berbunyi,
Ekspedisi Takabonerate 26-29 Oktober
2010.
Tertarik
lebih jauh untuk tahu apa sejatinya yang ada dalam foto tersebut, diperolehnya
penjelasan
luar biasa atas acara tahunan spektakuler tersebut. Sebuah even yang
kala itu sang sahabat ikuti bersama 700-an peserta lain, yang 20-an diantaranya
merupakan
wisatawan asing dari Eropa dan Jepang. Dengan mengendarai KRI yang
terus dioptimalkan dari tahun ke tahun, Ekspedisi Takabonerate menjadi pusat
perhatian baru yang akan terus tumbuh menjadi sebuah even dunia Sail yang fenomenal tak mau kala dengan dua
Sail
lain yang namanya telah melegenda. Beragam kegiatan menarik lain
seperti diving,
snorkeling, fotografi bawah
laut, Festival Jolloro, dan lain
sebagainya menjadikan even ini masuk dalam daftar yang boleh dilewatkan.
Tergelitik
dengan rasa rindu akan tempat dimana keduanya perna menghabiskan senja bersama kala mereka
kecil, keduanya memutuskan untuk mengulang pengalaman berkesan tersebut sekali lagi, dengan
suasananya yang tentunya tidak kala seru, dengan misi menyibak indah laut nusantara
dan menyatu
dalam harmoni budaya Indonesia, keduanya sepakat untuk kembali ke Kabupaten Selayar,
Sulawesi Selatan
pada
Ekspedisi Takabonerate 2012 tahun ini (ECH).