The Power of Social
Media for Small Business
Prasetiya Mulya Business School
Tak-tak-tak-tak
bunyi jemari lentik Arisa (21) beradu dengan tuts keyboard pada komputer jinjing mungil yang setia menemani
hari-harinya. Sambil sesekali melihat kea rah langit-langit kamarnya yang di hiasi lukisan
gambar langit senja coba mengingat siapa-siapa nama rekanan yang belum
tertuang. Tertuang dalam baris panjang yang menjejali hampir setengah
layar si komputer jinjing mungil, tertuang dalam baris yang
semula tampak sempit pada bingkai warna biru berpadu biru mudah
sebuah jejaring sosial terkemuka, tertungang dalam jendela aplikasi browser ke bertuliskan ‘tag’.
Seperti
biasa ritual upload dan tag gambar ke rekanan dilalulinya
dengan susana sore kala menyendiri dalam istana berukuran emapat kali lima meter
persegi kekuasaanya. Tampak masih terdekap dalam busana handuk putih dan rambut
panjang yang terbelit handuk senada keatas seusai keluar dari kamar mandi. Usai memastikan
dengan benar tak ada satupun nama rekanan yang terlewatkan untuk dituliskan dan telah membubuhkan
kata keramat harga istimewa persediaan terbatas, ujung jari kanannya yang dihiasi cat kuku merah muda
yang sedikit terkelupas menekan tombol enter secara perlahan.
Dalam hitungan nano second, pesan darinya teah
diterima ratusan rekanannya yang tersebat bagai bintang di malam gelap di seluh pelosok tanah air
tercinta. Sebuah pesan singkat sarata makna yang bertujuan tunggal, yakni
menawarkan sebuah produk baru dari toko online miliknya.
Sebegitu cepatnya dunia berputar pagi menjad malam, dan malam
menjadi pagi kembali, apa yang dihapkan oleh setiap umat manusia
termudahkan oleh bantuah tumbuh kembang laju pesat perubahan zaman dan pemutahiran
teknologi.
Sebuah
terobosan yang dibangun dari dua tiga generasi menjadikan dunia kini berada pada
tataran yang tak bersekat. Sebuah dunia sebagai potret rumah yang sangat
amat besar beratap langit berlantaikan tanah, es, dan air, sebuah rumah yang bias
dengan bebas kita masuki setiap pintunya, setiap pintu yang membawa kita pada
perjalan baru akan ragam budaya dan karakter bangsa yang berbeda. Sebuah
kemajuan yang menuntut pemahaman ekstra akan keberakaragaman dan keberbudayaan yang berbeda, sebuah pemahana
ektra untuk saling melepas ego dan membebasakn diri dari pikir sempit tata cara kuno dank keras
kepala mempertahankan apa yang tak patut dipertahankan.
Kemajuan
teknologi mempertemukan Arisa dan jejaring sosial di kehidupan yang telah di gariskan Sang
Maha Pemilik Hidup. Sebuah suratan takdir yang menyimpan beribu makna dan harapan yang coba simpan
oleh Sang Maha Mengetahui. Sebuah teka teki yang takkan terjawab jika tak
coba dilalui
dan dinikmati, sebuah teka teki yang hingga suatu waktu yang hanya Sang Penguasa
Alam Smesesta
berkenan utuk membaginya. Sebuah teka teki yang coba dijawab oleh seorang
anak manusia cantik bertumbuh berkembang dengan caranya sendiri, dengan mengunakan jejasing
sosial sebagai media promosi bisnisnya.
Sebagai
sebuah negera yang terus berkembang semenjak saya dan mungkin anda dilahirkan, Indonesia tumpah
darah kita tercinta, merupakan sebuah raksasa yang sedang tertidur, mendekap erat bantal dan
gulingnya seraya mengingau meminta memohon untuk dibangunkan, dibangunkan oleh sosok luar biasa
para entrepreneur guna memajukan perekonomianya. Perlu sedikitnya tiga persen
dari
sejumlah eksponensial dengan potensi tak hingga sebab setiap hari, jam, menit, detik
terus bertamah, dari penduduk Indonesia sebagai entrepreneur guna mebangkitkan
tidur panajang sang raksasa, guna mengaungkan kembali suara lantang singa asia yang dulu perna
menjadi milik kita bersama.
Sebuah impian mulia yang bersambut
upaya nyata terbukti dan teruji selama kurang lebih tiga puluh tahun, dan rencananya akan
mengikuti jejak sang maestro penyair muda kebangaan bangsa yang tak perlu saya sebut namanya sebab
sudah pasti seluruh rakyat akan bergetar hati dan lisanya kala mendengar sebait puisinya yang
juga menjadi harapan Prasetiya Mulya Business School, yakni ‘aku akan hidup
seratus
tahun lagi’. Prasetiya Mulya Business School telah mengabdi untuk ibu pertiwi
sejak 1982, sebagai bentuk nyata kontribusi anak bangsa yang tergabung dalam
komunitas bisnis Indonesia. Prasetiya Mulya Business School bersama program Magister
Administrasi Bisnis-nya, sebuah sumbangsih nyata pada Indonesia (ECH).